Sabtu, 14 Desember 2013

DUA BELAS


12 Desember 2013 , Pukul 20.00 WIB di cafe favorite ku ini aku menghabiskan waktu hanya untuk sekedar online berjam-jam dengan menatap layar laptop tanpa rasa bosan ditemani surabi coklat dan coklat panas kesukaan ku,entah mengapa malam ini terasa begitu berbeda tak biasanya cafe ini sepi pengunjung atau hanya aku yang sedang merasa kesepian ? ah tidak , hanya saja ada sesuatu yang begitu menganggu pikiranku ketika mengingat tepat setahun yang lalu ada seorang pria yang mengungkapkan perasaannya dan memintaku untuk menjadi pacar nya, pria itu adalah yudha ,pria yang dulu begitu sangat ku sayang, aku memanggilnya dengan sebutan “kakak” aku canggung jika harus memanggilnya dengan hanya menyebut namanya saja dikarenakan usianya 3 tahun lebih dewasa dariku. 

Malam itu aku begitu bahagia , untuk pertama kali nya dia menggengam tangan ku dengan begitu hangat bahkan sesampainya dirumah aku tak bisa tidur dan hanya terus tersenyum setelah tadi sempat bertemu dengannya, untuk pertama kali aku di panggil “sayang” oleh pria yang benar-benar ku sayang ah tapi itu semua sudah berlalu , kini aku duduk sendiri mecoba mengingat semua cerita yang pernah kita rangkai. “unik” itulah sebutan untuk perkenalan aku dengannya, sebelumnya aku telah mengenal yudha dari sahabatku tapi saat itu aku tak begitu perduli hanya sekedar berjabat tangan perkenalan lalu aku lupa siapa namanya , aku dan yudha mulai akrab ketika sering membalas mention satu sama lain, entah mengapa kedekatan kami justru karna kami sering berbincang melalui sosmed. konyol memang tapi kedekatan kami pun berlanjutnya dengan berbalas pesan singkat. Kedekatan kami berujung pada sebuah komitmen bahwa aku dan yudha telah berpacaran , selama berpacaran dengannya aku bahagia , tapi kebahgiaan itu hanya bertahan berapa bulan saja. 

Semakin hari semakin terlihat bahwa yudha tak benar – benar mencitaiku , aku menunggu kabarnya setiap hari , aku rela menatap layar laptop ku hanya untuk online dan berharap yudha akan mencoba menyapa ku dan bilang rindu sekalipun hanya lewat chat sosmed ataupun mention darinya. Tetapi pada kenyataannya hanya aku yang berharap , hanya aku yang rindu, dan hanya aku yang bodoh. Aku bodoh karna aku tak bisa menyadari bahwa yudha sudah tidak ingin bersamaku, yudha sudah jauh berbeda , tak ada lagi genggaman hangat darinya , ucapan selamat tidur dan selamat pagi darinya pun tak kunjung kutemui di inbox ponselku, dia menghilang begitu saja. 

Sampai suatu malam aku mendapati dia sedang online twitter , aktif sekali dia berbalas mention dengan seorang wanita yang sama sekali tak ku kenal bahkan dia memanggil wanita tersebut dengan sebutan “sayang”, aku yang cemburu dan marah mencari tau siapa wanita tersebut dan benar saja wanita tersebut adalah pacar barunya yudha , mereka sudah berpacaran selama 1bulan belakangan ini , dan aku menemukan sebuah album foto di akun sosmed milik yudha yang isinya adalah foto-foto yang menggambarkan keromantisan dan kebersamaan antara yudha dengan pacar barunya, pantas jika  1bulan belakangan ini sangat terasa bahwa yudha benar-benar menjauh dariku ternyata dia memang sedang bahagia degan wanita lain ,tak terasa air mataku mulai mengalir jatuh ,jantung ku berdegup kencang, aku marah dan aku hanya ingin berteriak dan memakinya ,  kututup laptop lalu ku ambil ponsel ku, segera ku hubungin yudha aku berniat meminta penjelasan darinya , aku tak habis pikir mengapa dia tega melakukan ini semua tapi hanya kesia-siaan yang kudapat telpon ku pun tak dijawab olehnya , aku tak ingin menyerah , kutenangkan diriku lalu kemudian aku mengirim pesan singkat kepadanya “yudha, siapa wanita yang kau panggil sayang itu ? apakah kamu jauh lebih bahagia sekarang ? apa salahku sehingga dengan mudah kau anggap aku tak pernah ada? Yudha jika dengan menyakitiku kamu bahagia maka lakukanlah , dengan begitu aku akan pergi dan memilih untuk mendoakan mu dari jauh. pililahlah bahagia mu maka aku pun akan ikut berbahagia , Aku sayang kamu yudha” setelah kukirim pesan singkat tersebut aku tak berharap dia membalasnya aku hanya ingin dia tau bahwa aku telah rela dia berkhianat. oh Tuhan apakah berlebihan jika aku merasa kecewa dan sedih melihat pria yang selama ini ku harapkan ternyata sudah begitu saja melupakan ku bahkan seperti menggapku tak pernah ada dalam hidupnya, yudha tak pernah bilang apa salahku sehingga dia begitu tega meninggalkan ku seperti ini. Dia tak sempat mengirim kabar melalui pesan singkat atau media apapun tapi dia menyempatkan dirinya untuk berbicang dengan wanita lain ,ya wanita lain yang kini sudah menjadi kekasih barunya, entah dianggap apa aku ini . yudha sudah tak melihat ku lagi , hati ku perih menerima kenyataan bahwa yudha , pria yang sangat kubanggakan begitu jahat mempermainkan perasaan ku. Sejak malam itu aku menahan diriku untuk tidak membenci yudha ,aku hanya benci dengan diriku mengapa aku dengan mudah memberikan rasa percaya ku kepada pria yang dengan mudah mengkhianti ku. Aku kecewa , marah , tetapi semua itu sudah ku simpan rapat-rapat dan tak kan pernah kubuka lagi ,tak ada yang bisa disalahkan bukan ?  itu pilihannya , dia datang dan pergi begitu saja dan aku memilih menunggu lalu kemudian ikut pergi bersama pengkhianatannya. Kenapa semua berakhir harus dengan penghkianatan ? entahlah yang jelas aku sudah tak perduli dengannya , hanya satu yang kuiingat “apa yang hilang akan diganti dengan yang lebih baik. Awalnya sulit, tapi sadarlah yang hilang itu  pasti bukan yang terbaik”. 

Angin malam mulai menusuk kulitku, dingin dan tak sadar pipiku sedikit basah karna sejak tadi aku sibuk mengingat masalalu yang membuat air mataku jatuh , perlahan kuhapus bekas airmata ku , kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tak terasa dengan duduk sendirian disini membuat aku mengingat semua kenangan itu dan kini aku bergegas pulang kerumah.

 Aku hanya ingin berterimakasih dengan sahabat-sahabat ku yang selalu ada ketika aku dikecewakan dan kini aku memilih tetap tersenyum dan bahagia meskipun dua belas milikku pergi dan aku tak akan pernah berharap dua belas milikku kembali. Terimakasih telah mengajari ku tentang sebuah kesetiaan , penantian , memaafkan , benci , kekecewaan bahkan pengkhianatan. Kini aku terus berjalan semakin jauh meninggalkan semua pengkhianatan yang pernah kurasakan. 

Tulisan saya ini terinspirasi dari sahabat saya SJ ,terimakasih ya dan tetaplah menjadi  inspirasi dan bagian dari tulisan saya (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar