12
Desember 2013 , Pukul 20.00 WIB di cafe favorite ku ini aku menghabiskan waktu
hanya untuk sekedar online berjam-jam dengan menatap layar laptop tanpa rasa
bosan ditemani surabi coklat dan coklat panas kesukaan ku,entah mengapa malam ini
terasa begitu berbeda tak biasanya cafe ini sepi pengunjung atau hanya aku yang
sedang merasa kesepian ? ah tidak , hanya saja ada sesuatu yang begitu
menganggu pikiranku ketika mengingat tepat setahun yang lalu ada seorang pria
yang mengungkapkan perasaannya dan memintaku untuk menjadi pacar nya, pria itu
adalah yudha ,pria yang dulu begitu sangat ku sayang, aku memanggilnya dengan
sebutan “kakak” aku canggung jika harus memanggilnya dengan hanya menyebut
namanya saja dikarenakan usianya 3 tahun lebih dewasa dariku.
Malam itu aku begitu
bahagia , untuk pertama kali nya dia menggengam tangan ku dengan begitu hangat bahkan
sesampainya dirumah aku tak bisa tidur dan hanya terus tersenyum setelah tadi
sempat bertemu dengannya, untuk pertama kali aku di panggil “sayang” oleh pria
yang benar-benar ku sayang ah tapi itu semua sudah berlalu , kini aku duduk
sendiri mecoba mengingat semua cerita yang pernah kita rangkai. “unik” itulah
sebutan untuk perkenalan aku dengannya, sebelumnya aku telah mengenal yudha
dari sahabatku tapi saat itu aku tak begitu perduli hanya sekedar berjabat
tangan perkenalan lalu aku lupa siapa namanya , aku dan yudha mulai akrab
ketika sering membalas mention satu sama lain, entah mengapa kedekatan kami
justru karna kami sering berbincang melalui sosmed. konyol memang tapi
kedekatan kami pun berlanjutnya dengan berbalas pesan singkat. Kedekatan kami
berujung pada sebuah komitmen bahwa aku dan yudha telah berpacaran , selama
berpacaran dengannya aku bahagia , tapi kebahgiaan itu hanya bertahan berapa
bulan saja.
Semakin hari semakin terlihat bahwa yudha tak benar – benar
mencitaiku , aku menunggu kabarnya setiap hari , aku rela menatap layar laptop
ku hanya untuk online dan berharap yudha akan mencoba menyapa ku dan bilang
rindu sekalipun hanya lewat chat sosmed ataupun mention darinya. Tetapi pada
kenyataannya hanya aku yang berharap , hanya aku yang rindu, dan hanya aku yang
bodoh. Aku bodoh karna aku tak bisa menyadari bahwa yudha sudah tidak ingin
bersamaku, yudha sudah jauh berbeda , tak ada lagi genggaman hangat darinya , ucapan
selamat tidur dan selamat pagi darinya pun tak kunjung kutemui di inbox ponselku,
dia menghilang begitu saja.
Sampai suatu malam aku mendapati dia sedang online
twitter , aktif sekali dia berbalas mention dengan seorang wanita yang sama
sekali tak ku kenal bahkan dia memanggil wanita tersebut dengan sebutan
“sayang”, aku yang cemburu dan marah mencari tau siapa wanita tersebut dan
benar saja wanita tersebut adalah pacar barunya yudha , mereka sudah berpacaran
selama 1bulan belakangan ini , dan aku menemukan sebuah album foto di akun
sosmed milik yudha yang isinya adalah foto-foto yang menggambarkan keromantisan
dan kebersamaan antara yudha dengan pacar barunya, pantas jika 1bulan belakangan ini sangat terasa bahwa
yudha benar-benar menjauh dariku ternyata dia memang sedang bahagia degan
wanita lain ,tak terasa air mataku mulai mengalir jatuh ,jantung ku berdegup
kencang, aku marah dan aku hanya ingin berteriak dan memakinya , kututup laptop lalu ku ambil ponsel ku, segera
ku hubungin yudha aku berniat meminta penjelasan darinya , aku tak habis pikir
mengapa dia tega melakukan ini semua tapi hanya kesia-siaan yang kudapat telpon
ku pun tak dijawab olehnya , aku tak ingin menyerah , kutenangkan diriku lalu
kemudian aku mengirim pesan singkat kepadanya “yudha, siapa wanita yang kau
panggil sayang itu ? apakah kamu jauh lebih bahagia sekarang ? apa salahku
sehingga dengan mudah kau anggap aku tak pernah ada? Yudha jika dengan
menyakitiku kamu bahagia maka lakukanlah , dengan begitu aku akan pergi dan
memilih untuk mendoakan mu dari jauh. pililahlah bahagia mu maka aku pun akan
ikut berbahagia , Aku sayang kamu yudha” setelah kukirim pesan singkat tersebut
aku tak berharap dia membalasnya aku hanya ingin dia tau bahwa aku telah rela
dia berkhianat. oh Tuhan apakah berlebihan jika aku merasa kecewa dan sedih
melihat pria yang selama ini ku harapkan ternyata sudah begitu saja melupakan
ku bahkan seperti menggapku tak pernah ada dalam hidupnya, yudha tak pernah
bilang apa salahku sehingga dia begitu tega meninggalkan ku seperti ini. Dia
tak sempat mengirim kabar melalui pesan singkat atau media apapun tapi dia
menyempatkan dirinya untuk berbicang dengan wanita lain ,ya wanita lain yang
kini sudah menjadi kekasih barunya, entah dianggap apa aku ini . yudha sudah
tak melihat ku lagi , hati ku perih menerima kenyataan bahwa yudha , pria yang
sangat kubanggakan begitu jahat mempermainkan perasaan ku. Sejak malam itu aku menahan
diriku untuk tidak membenci yudha ,aku hanya benci dengan diriku mengapa aku
dengan mudah memberikan rasa percaya ku kepada pria yang dengan mudah
mengkhianti ku. Aku kecewa , marah , tetapi semua itu sudah ku simpan
rapat-rapat dan tak kan pernah kubuka lagi ,tak ada yang bisa disalahkan bukan
? itu pilihannya , dia datang dan pergi
begitu saja dan aku memilih menunggu lalu kemudian ikut pergi bersama
pengkhianatannya. Kenapa semua berakhir harus dengan penghkianatan ? entahlah
yang jelas aku sudah tak perduli dengannya , hanya satu yang kuiingat “apa yang
hilang akan diganti dengan yang lebih baik. Awalnya sulit, tapi sadarlah yang
hilang itu pasti bukan yang terbaik”.
Angin
malam mulai menusuk kulitku, dingin dan tak sadar pipiku sedikit basah karna
sejak tadi aku sibuk mengingat masalalu yang membuat air mataku jatuh , perlahan
kuhapus bekas airmata ku , kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tak
terasa dengan duduk sendirian disini membuat aku mengingat semua kenangan itu
dan kini aku bergegas pulang kerumah.
Aku hanya ingin berterimakasih dengan
sahabat-sahabat ku yang selalu ada ketika aku dikecewakan dan kini aku memilih
tetap tersenyum dan bahagia meskipun dua belas milikku pergi dan aku tak akan
pernah berharap dua belas milikku kembali. Terimakasih telah mengajari ku
tentang sebuah kesetiaan , penantian , memaafkan , benci , kekecewaan bahkan
pengkhianatan. Kini aku terus berjalan semakin jauh meninggalkan semua pengkhianatan
yang pernah kurasakan.
Tulisan
saya ini terinspirasi dari sahabat saya SJ ,terimakasih ya dan tetaplah
menjadi inspirasi dan bagian dari tulisan saya (: